Anxiety .. (-.-")

Senin, 24 Oktober 2011

Anxietas/ kecemasan (anxiety) adalah suatu keadaan aprehensif atau keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi , banyak hal yang harus dicemaskan misalanya : keshatan kita, relasi sosial, ujian karier, dan kondi si lingkungan. Tapi itu semua tergolong normal, kecemasan bermanfaat bila hal tersebut mendorong untuk melakukan pemeriksaan medis secara reguler atau memotivasi kita untuk belajar menjelang ujian. Kecemasan adalah respon tepat terhadap ancaman, tapi kecemasan bisa mnjadi abnormal jika tingkat kecemasan jauh lebih tinggi dari proporsi ancaman atau datang tanpa ada penyebabnya.
Beberapa tipe gangguan kecemasan :
·     Gangguan Panik
Gangguan panik mencakup munculnya serangan panik yang berulang dan tidak terduga. Serangan panik melibatkan reaksi kecemasan yang intens disertai dengan simtom-simtom fisik seperti jantung berdebar-debar, nafas cepat, nafas tersengal, atau kesulitan bernafas; berkeringat banyak; dan rasa lemas serta pusing tujuh keliling (Glass, 2000)
Serangan panik disertai dengan perasaan teror yang luar biasa dan perasaan adanya bahaya yang menyerang dengan dorongan untuk melarikan diri dari situasi tersebut. Orang yang mengalami serangan panik cenderung sangat menyadari adanya perubahan pada degup jantung mereka.  
Ciri-ciri Diagnostik dari serangan panik
1.  Palpitasi jantung, jantung berdegup-degup, tachycardia (denyut jantunل cepat)
2.  Berkeringat
3.  Bergetar atau gemetar
4.  Nafas pendek atau sensasi seperti terselubung sesuatu
5.  Sensasi seperti tercekik
6.  Sakit atau perasaan tak nyaman di dada
7.  Perasaan mual atau tanda-tanda distress abdominal lainnya
8.  Perasaan pusing, ketidakseimbangan, kepala enteng, atau seperti mau pingsan
9.  Perasaan aneh atau tidak riil tentang lingkungannya (derealisasi) atau perasaan asing tentang dirinya sendiri (depersonalisasi)
10.  Perasaan takut kehilangan kendali atau akan menjadi gila
11.  Takut akan mati
12.  Mati rasa atau sensasi kesemutan
13.  Merasa kedinginan atau kepanasan

·     Gangguan Kecemasan menyeluruh
Gangguan kecemasan menyeluruh (Genelized anxiety disorder / GAD) ditandai oleh perasaan cemas yang persisten yang tidak dipicu oleh suatu objek, situasi, atau aktivitas yang spesifik, tetapi lebih merupakan apa yang disebut oleh freud sebagai “ mengambang bebas “ (“ free floating “). Ciri utama dari GAD adalah rasa cemas (Ruscio, Berkovec, & Ruscio, 2001).

·     Gangguan Fobia
 Kata fobia berasal dari kata yunani phobos, berarti “takut”. Konsep takut dan cemas bertautan erat. Takut adalah perasaan cemas dan agitasi sebagai respons terhadap suatu ancaman.
Gangguan fobia adalah rasa takut yang persisten terhadap objek atau situasi dan rasa takut ini tidak sebanding dengan ancamannya.
Fobia spesifik (specific phobias) adalah ketakutan yang berlebihan dan persisten terhadap objek atau situasi spesifik, seperti : ketakutan pada ketinggian (acrophobia), ketakutan terhadap tempat tertutup (claustrophobia). Orang mengalami tingkat ketakutan dan reaksi fisiologis yang meninggi bila bertemu dengan objek fobia, yang menimbulkan dorongan kuat untuk menghindar atau melarikan diri dari situasi atau menghindari stimulus yang ditakutkan.
Fobia sosial tidaklah normal untuk mengalami sedikit ketakutan terhadap situasi sosial, tetapi oarang-orang dengan dengan fobia sosial (social phobia)   ( atau disebut juga gangguan kecemasan sosial) mempunyai ketakutan intern terhadap situasi sosial sehingga mereka mungkin sama sekali menghindarinya, atau menghadapinya tetapi dengan distress yang sangat besar. Fobia sosial yang mendasar adalah ketakutan berlebihan terhadap evaluasi negatif dari orang lain. Demam panggung dan kecemasan berbicara adalah tipe fobia sosial yang umum.
Agorafobia Kata agorafobia berasal dari bahasa yunani yang berarti “ takut kepada pasar” yang segestif untuk ketakutan berada di tempat-tempat terbuka dan ramai. Agorafobia melibatkan ketakutan kepada situasi dimana bantuan mungkin tidak bisa didapatkan bila problem tersebut terjadi.
·     Gangguan Obsesif- Kompulsif
Suatu obsesi (obsession) adalah pikiran, ide, atau dorongan yang intrusif dan berpulang yang sepertinya berada diluar kemampuan seseorang untuk mengendalikannya. Obsesi dapat menjadi sangat kuat dan persiste sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari dan menimbulkan distress serta kecemasan yang signifikan. Tercakup di dalamnya adalah keragu-raguan, impuls-impuls, dan citra (gambaran) mental.
Suatu kompulsi (compulsion) adalah tingkah laku yang repetitif (seperti mencuci tangan atau memeriksa kunci pintu atau gembok) atau tindakan mental repetitif (seperti berdoa, mengulang0ngulang kata-kata tertentu, atau menghitung) yang dirasakan oleh seseorang sebagai suatu keharusan atau dorongan yang harus dilakukan (APA, 2000)
Contoh-contoh pikiran-pikiran Obsesif dan perilaku Kompulsif
Pola-pola pikiran Obsesif
Pola-pola perilaku Kompulsif
o    Berpikir bahwa tangannya tetap kotor walaupun di cuci berkali-kali
o    Kesulitan untuk menghilangkan fikiran bahwa seseorang yang dicintai telah cedera atau terbunuh
o    Berulang-ulang berpikir bahwa pintu rumah ditinggalkan terbuka tanpa terkunci

o    Terus menerus khawatir bahwa saluran gas tidak dimatikan
o    Berulang-ulang memikirkan bahwa telah melakukan sesuatu yang mengerikan kepada orang-orang yang dicintai.
o    Mengecek dan mengecek kembali pekerjaan secara berulang-ulang
o    Mengecek kembali berulang-ulang saluran gas sebelum meninggalkan rumah
o    Terus menerus mencuci tangan supaya bersih dan bebas kuman
o    Wudhu berulang-ulang supaya benar-benar sah wudhunya
o    Berulang-ulang takbir sampai benar-benar merasa khusyu’

 
·     Gangguan Stres Akut dan Gangguan Stress pascatrauma
Gangguan stress akut(acute stres disoder/ ASD) adalah suatu reaksi maladaptif yang terjadi pada bulan pertama
Sesudah pengalaman traumatis. Gangguan stres pascatrauma (posttraumatic stres disoder/ PTSD) adalah reaksi maladaptif yang berkelanjutan terhadap suatu pengalaman traumatis. ASD adalah faktor resiko mayor untuk PTSD, karena banyak orang dengan ASD yang mengembangkan PTSD (harvay & Bryan, 1999, 2000; Sharp & Harvey, 2001). 
Ciri-ciri reaksi sters traumatis ASD dan PTSD mempunyai banyak ciri dan simtom yang sama (Bryant, 2001). Beberapa ciri yang sama adalah mengalami kembali peristiwa traumatis; menghindari petunjuk atau stimulus yang diasosiasikan dengan peristiwa tersebut; mati rasa dalam responsivitas secara umum atau dalam segi emosional; gangguan fungsi atau distres emosional yang penting.

0 komentar:

Posting Komentar