LOMBA dan PAMERAN FOTOGRAFI

Kamis, 17 November 2011



Tambahan info pada persyaratan dan persyaratan lomba pendaftaran berupa :


Pameran dan pengunguman dilaksanakan pada tanggal 02 Desember 2011. 
Jam 08.00 WIB di Fakultas Psikologi lantai satu. 


1. Pengumpulan foto dalam bentuk file dengan format JPEG dalam bentuk
    CD ataupun DVD.

2. Format nama file : Nama lengkap - Judul foto - No.telp - JPEG.

3. Keputusan panitia dan juri tidak dapat diganggu gugat.

4. Pemenang diumumkan tanggal 02 Desember 2011 pada acara pameran dilaksanakan. 




Ta'aruf dan Out Bound

Selasa, 08 November 2011

Tanggal 11 November Senat Mahasiswa Fakultas Psikologi akan mengadakan acara Ta'aruf dan Out Bound, acara ini dikhususkan untuk Mahasiswa Baru sebagai ajang saling mengenal antar sesama, acara Ta'aruf dan Out Bound ini bertemakan "Together We Learn In Psychology" yang langsung dikomandani oleh Moh. Abdus Sofa. Acara Ta'aruf dan Out Bound ini dikemas sedemikian rupa agar menarik dan boizzzz....
Dalam acara ini mahasiswa baru diajak belajar mengenal diri sendiri dan lingkungan yang bersinggungan langsung dengannya serta mereka diajak untuk belajar sederhana, hidup bersama dalam situasi dan kondisi apapun, tak hanya sekedar sadar diri, tapi mereka juga akan terjun langsung kedalam hutan agar mereka bisa sadar lingkungan.
Acara Ta'aruf dan Out Bound ini berlangsung selama 3 hari 2 malam dan selama itu mahasiswa baru akan digodok sampai matang tentang sadar diri, lingkungan, dsb. Dan mereka juga akan melakukan Out Bound seperti Flying Fox, Spider Wap, Yuyu Kangkang, Menyentuh Batal, dll. tentunya game-game tersebut ada manfaatnya tidak hanya sekedar bermain.
Karena kita langsung terjun kedalam hutan yang terletak di coban rondo, maka setiap peserta diwajibkan membawa segala sesuatu yang telah disampaikan ketika TM (Tehnical Meeting) agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. hal-hal atau tugas individu yang wajib diperhatikan ialah:

  1. Jas Almamater
  2. Alat Sholat + Pakaian Suci
  3. Alat Mandi
  4. Sepatu Ket/ Sepatu Lapangan
  5. Sandal Jepit
  6. Jaket
  7. Kaos Kaki
  8. Sarung Tangan
  9. Slayer
  10. Baju Siap Kotor
  11. Indomie Goreng (2 Bungkus)
  12. Energen Coklat (2 Bungkus)
  13. Gabin Manis (1 Bungkus)
  14. Permen Kopiko 9 butir
  15. Coklat Choki-choki 2 butir
  16. Vitacimin 2 butir
  17. Pilkina 1 butir
  18. Aqua Gelas 2
dan tugas kelompoknya adalah:
  1. Aqua Botol Besar (2)
  2. Senter Besar (2)
  3. Telor (4)
  4. Kresek Merah Besar (4)
  5. Obor (Ublik) 1
Segala yang disebutkan diatas wajib dibawa oleh masing-masing individu ataupun kelompok.
Selamat dan Sukses atas terselenggaranya acara Ta'aruf dan Out Bound yang bertemakan "Together We Learn In Psychology" yang dilaksanakan oleh Senat Mahasiswa Fakultas Psikologi.

Study Banding Psikologi




Bagi elo-elo Mahasiswa Psikologi UIN MALIKI Malang, bagi yang berminat mengikuti Study Banding ke jakarte langsung aje daftar ke kantor SEMA-F Psikologi yang terletak di Gedung SC lantai 1 bagian timur. Murah meriah lho, elo-elo entar bisa keliling jakarte,.,.,.
Entar kite pergi ke UIN SYAHID Jakarta,disana kite akan sharing bersama BEM-F Psikologi, juga ama Dekan and Wakil Dekan, abis itu kite ke Universitas Indonesia, disana kite akan sharing about international class, wuich... pokoknya seru dech... Nah, abis itu kite akan mengunjungi Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Bukan Empat Mata, MNC TV, di MNC TV ni kite akan beraudiensi ma sutradara-sutradara disana, enak tho kite entar dapet pengalaman menjadi sutradara,.,., Trus kite juga akan jalan-jalan ke TMII (Taman Mini Indah Indonesia), pokoknya seru dech...
Fasilitasnya nech, pertama pastinya kite akan dapat ilmu pengetahuan tambahan, bis tu kite juga bakalan dapat pengalaman baru, yang gak kalah penting nech tentang kenyamanan peserta, kite pake bus PO. Tiara Mas, fasilitas bus ni keren bozzz, udah ada AC, LCD sebanyak 8 sampe 12 buah juga LCD pusatnya sebesar 32 inch... wuich kewren boo... didalamnya juga ada kulkas 2 buah, juga toilet, smooking room, selimut biar anget,.,.,. n fasilitas laennya nech penginapannya terjamin, makan ma minumnya udah uenak, n peserta juga bakal dapet PIN... and yang lebih gak kalah penting lagi nich, senyum panitia,,.. hehehehehe :)
makanya buruan daftar, cuma 500rbu doank kite udah bisa keliling jakarte, ayo buruan peserta terbatas lho!!! pendaftaranya dibuka mulai tanggal 5 november ampe 1 desember.... n kite berangkat tanggal 6 desember sampe tanggal 11...
ayo semua,.,.,.,

Masihkah Anda Bangga Memakai Ber-Behel, Ber-Blackberry & Ber-Mobil?

Sabtu, 05 November 2011

1.   Ber-behel
ini termasuk paham aneh yang di peluk sama remaja indonesia. Padahal di amerika sana anak remaja pake behel itu cupu. Ehhh di indonesia malah berbondong bondong ke tukang gigi buat masang tu kawat, padahal gigi itu cewe gak kenapa napa ( gigi berantakan) tp cuma mau supaya terlihat imut dan lucu.
2.   Ber-Blackberry
Di luar negeri jarang lho remaja pake bb. Why ? Karena mereka takut keliatan tua, hal ini di karenakan yang make bb cuma orang tua yang memiliki kesibukan untuk mengelola bisnis dengan orang, karena luasnya komunikasi bb tsb. Beda dengan remaja indonesia jika pake bb kepercayaan diri mereka bertambah.
3.    Ber-mobil
Sekarang musim  cewe cewe naik mobil, tapi itu cewek harus rebutan makenya sama bapaknya di rumah cuma punya 1 mobil hehehe..
kenapa gak naik angkot yang sama-sama mobilnya atau naik motor yang lebih kenceng, ramping, gesit, lincah, hemat bbm, emmm apa lagi yaah ?
4.   Ber-kamera DSLR
Kamera yang 1 ini lagi booming juga nih, sebenarnya kamera DSLR biasanya dipakai khusus buat photographer.. Tapi belakangan ini banyak banget remaja yang menggunakannya , cuma sekedar pamer pamer & poto poto gak jelas Make nya aja cuma asal jepret aja, gak tau kegunaan detile nya. Katanya sih hasil photonya buat dijadiin PP facebook. Dan kelihatan keren kalo pake kamera DSLR. Plis deh kalau hanya sekedar itu , emang gak bisa pakai kamera biasa yah? Kamera DSLR itu rata-rata harganya diatas 4 jutaan..


    



Anxiety .. (-.-")

Senin, 24 Oktober 2011

Anxietas/ kecemasan (anxiety) adalah suatu keadaan aprehensif atau keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi , banyak hal yang harus dicemaskan misalanya : keshatan kita, relasi sosial, ujian karier, dan kondi si lingkungan. Tapi itu semua tergolong normal, kecemasan bermanfaat bila hal tersebut mendorong untuk melakukan pemeriksaan medis secara reguler atau memotivasi kita untuk belajar menjelang ujian. Kecemasan adalah respon tepat terhadap ancaman, tapi kecemasan bisa mnjadi abnormal jika tingkat kecemasan jauh lebih tinggi dari proporsi ancaman atau datang tanpa ada penyebabnya.
Beberapa tipe gangguan kecemasan :
·     Gangguan Panik
Gangguan panik mencakup munculnya serangan panik yang berulang dan tidak terduga. Serangan panik melibatkan reaksi kecemasan yang intens disertai dengan simtom-simtom fisik seperti jantung berdebar-debar, nafas cepat, nafas tersengal, atau kesulitan bernafas; berkeringat banyak; dan rasa lemas serta pusing tujuh keliling (Glass, 2000)
Serangan panik disertai dengan perasaan teror yang luar biasa dan perasaan adanya bahaya yang menyerang dengan dorongan untuk melarikan diri dari situasi tersebut. Orang yang mengalami serangan panik cenderung sangat menyadari adanya perubahan pada degup jantung mereka.  
Ciri-ciri Diagnostik dari serangan panik
1.  Palpitasi jantung, jantung berdegup-degup, tachycardia (denyut jantunÙ„ cepat)
2.  Berkeringat
3.  Bergetar atau gemetar
4.  Nafas pendek atau sensasi seperti terselubung sesuatu
5.  Sensasi seperti tercekik
6.  Sakit atau perasaan tak nyaman di dada
7.  Perasaan mual atau tanda-tanda distress abdominal lainnya
8.  Perasaan pusing, ketidakseimbangan, kepala enteng, atau seperti mau pingsan
9.  Perasaan aneh atau tidak riil tentang lingkungannya (derealisasi) atau perasaan asing tentang dirinya sendiri (depersonalisasi)
10.  Perasaan takut kehilangan kendali atau akan menjadi gila
11.  Takut akan mati
12.  Mati rasa atau sensasi kesemutan
13.  Merasa kedinginan atau kepanasan

·     Gangguan Kecemasan menyeluruh
Gangguan kecemasan menyeluruh (Genelized anxiety disorder / GAD) ditandai oleh perasaan cemas yang persisten yang tidak dipicu oleh suatu objek, situasi, atau aktivitas yang spesifik, tetapi lebih merupakan apa yang disebut oleh freud sebagai “ mengambang bebas “ (“ free floating “). Ciri utama dari GAD adalah rasa cemas (Ruscio, Berkovec, & Ruscio, 2001).

·     Gangguan Fobia
 Kata fobia berasal dari kata yunani phobos, berarti “takut”. Konsep takut dan cemas bertautan erat. Takut adalah perasaan cemas dan agitasi sebagai respons terhadap suatu ancaman.
Gangguan fobia adalah rasa takut yang persisten terhadap objek atau situasi dan rasa takut ini tidak sebanding dengan ancamannya.
Fobia spesifik (specific phobias) adalah ketakutan yang berlebihan dan persisten terhadap objek atau situasi spesifik, seperti : ketakutan pada ketinggian (acrophobia), ketakutan terhadap tempat tertutup (claustrophobia). Orang mengalami tingkat ketakutan dan reaksi fisiologis yang meninggi bila bertemu dengan objek fobia, yang menimbulkan dorongan kuat untuk menghindar atau melarikan diri dari situasi atau menghindari stimulus yang ditakutkan.
Fobia sosial tidaklah normal untuk mengalami sedikit ketakutan terhadap situasi sosial, tetapi oarang-orang dengan dengan fobia sosial (social phobia)   ( atau disebut juga gangguan kecemasan sosial) mempunyai ketakutan intern terhadap situasi sosial sehingga mereka mungkin sama sekali menghindarinya, atau menghadapinya tetapi dengan distress yang sangat besar. Fobia sosial yang mendasar adalah ketakutan berlebihan terhadap evaluasi negatif dari orang lain. Demam panggung dan kecemasan berbicara adalah tipe fobia sosial yang umum.
Agorafobia Kata agorafobia berasal dari bahasa yunani yang berarti “ takut kepada pasar” yang segestif untuk ketakutan berada di tempat-tempat terbuka dan ramai. Agorafobia melibatkan ketakutan kepada situasi dimana bantuan mungkin tidak bisa didapatkan bila problem tersebut terjadi.
·     Gangguan Obsesif- Kompulsif
Suatu obsesi (obsession) adalah pikiran, ide, atau dorongan yang intrusif dan berpulang yang sepertinya berada diluar kemampuan seseorang untuk mengendalikannya. Obsesi dapat menjadi sangat kuat dan persiste sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari dan menimbulkan distress serta kecemasan yang signifikan. Tercakup di dalamnya adalah keragu-raguan, impuls-impuls, dan citra (gambaran) mental.
Suatu kompulsi (compulsion) adalah tingkah laku yang repetitif (seperti mencuci tangan atau memeriksa kunci pintu atau gembok) atau tindakan mental repetitif (seperti berdoa, mengulang0ngulang kata-kata tertentu, atau menghitung) yang dirasakan oleh seseorang sebagai suatu keharusan atau dorongan yang harus dilakukan (APA, 2000)
Contoh-contoh pikiran-pikiran Obsesif dan perilaku Kompulsif
Pola-pola pikiran Obsesif
Pola-pola perilaku Kompulsif
o    Berpikir bahwa tangannya tetap kotor walaupun di cuci berkali-kali
o    Kesulitan untuk menghilangkan fikiran bahwa seseorang yang dicintai telah cedera atau terbunuh
o    Berulang-ulang berpikir bahwa pintu rumah ditinggalkan terbuka tanpa terkunci

o    Terus menerus khawatir bahwa saluran gas tidak dimatikan
o    Berulang-ulang memikirkan bahwa telah melakukan sesuatu yang mengerikan kepada orang-orang yang dicintai.
o    Mengecek dan mengecek kembali pekerjaan secara berulang-ulang
o    Mengecek kembali berulang-ulang saluran gas sebelum meninggalkan rumah
o    Terus menerus mencuci tangan supaya bersih dan bebas kuman
o    Wudhu berulang-ulang supaya benar-benar sah wudhunya
o    Berulang-ulang takbir sampai benar-benar merasa khusyu’

 
·     Gangguan Stres Akut dan Gangguan Stress pascatrauma
Gangguan stress akut(acute stres disoder/ ASD) adalah suatu reaksi maladaptif yang terjadi pada bulan pertama
Sesudah pengalaman traumatis. Gangguan stres pascatrauma (posttraumatic stres disoder/ PTSD) adalah reaksi maladaptif yang berkelanjutan terhadap suatu pengalaman traumatis. ASD adalah faktor resiko mayor untuk PTSD, karena banyak orang dengan ASD yang mengembangkan PTSD (harvay & Bryan, 1999, 2000; Sharp & Harvey, 2001). 
Ciri-ciri reaksi sters traumatis ASD dan PTSD mempunyai banyak ciri dan simtom yang sama (Bryant, 2001). Beberapa ciri yang sama adalah mengalami kembali peristiwa traumatis; menghindari petunjuk atau stimulus yang diasosiasikan dengan peristiwa tersebut; mati rasa dalam responsivitas secara umum atau dalam segi emosional; gangguan fungsi atau distres emosional yang penting.

KEPRIBADIAN SEHAT

Pribadi yang dewasa merupakan label positif bagi orang yang dianggap telah mencapainya. Sayang, banyak orang tak pernah berpikir menjadi dewasa. Padahal, kepribadian dewasa merupakan ukuran perkembangan kepribadian yang sehat.

Kepribadian yang dewasa diartikan secara berbeda-beda oleh banyak orang. Hal ini tercermin dari beberapa pendapat berikut ini. Menjawab pertanyaan dosen dalam kuliah tentang kepribadian di sebuah fakultas psikologi, ada mahasiswa yang mengartikan dewasa kepribadian sebagai sabar, tidak berlebihan dalam mengekspresikan emosi, dan pandai mengelola hubungan dengan orang lain.

Ada juga yang mengartikan kemampuan untuk memecahkan berbagai masalah kehidupan dengan bijaksana. Beberapa mahasiswa menunjuk pada kemampuan memenuhi tugas-tugas perkembangan masa dewasa dengan baik, seperti memiliki pekerjaan dan filsafat hidup yang mantap, kondisi batin yang stabil, dan sebagainya.

Tulisan ini menyajikan kriteria yang lebih utuh mengenai kepribadian yang dewasa dari seorang sesepuh yang ikut merintis Psikologi, yakni Gordon W. Allport (1897-1967). Hingga saat ini teori-teorinya (tentang kepribadian yang sehat) tetap relevan.

Berikut adalah tujuh kriteria dari Allport tentang sifat-sifat khusus kepribadian yang sehat.

1. Perluasan Perasaan Diri

Ketika orang menjadi dewasa, ia mengembangkan perhatian-perhatian di luar diri. Tidak cukup sekadar berinteraksi dengan sesuatu atau seseorang di luar diri. Lebih dari itu, ia harus memiliki partisipasi yang langsung dan penuh, yang oleh Allport disebut "partisipasi otentik".

Dalam pandangan Allport, aktivitas yang dilakukan harus cocok dan penting, atau sungguh berarti bagi orang tersebut. Jika menurut kita pekerjaan itu penting, mengerjakan pekerjaan itu sebaik-baiknya akan membuat kita merasa enak, dan berarti kita menjadi partisipan otentik dalam pekerjaan itu. Hal ini akan memberikan kepuasan bagi diri kita.

Orang yang semakin terlibat sepenuhnya dengan berbagai aktivitas, orang, atau ide, ia lebih sehat secara psikologis. Hal ini berlaku bukan hanya untuk pekerjaan, melainkan juga hubungan dengan keluarga dan teman, kegemaran, dan keanggotaan dalam politik, agama, dan sebagainya.

2. Relasi Sosial yang Hangat

Allport membedakan dua macam kehangatan dalam hubungan dengan orang lain, yaitu kapasitas untuk mengembangkan keintiman dan untuk merasa terharu. Orang yang sehat secara psikologis mampu mengembangkan relasi intim dengan orangtua, anak, pasangan, dan sahabat. Ini merupakan hasil dari perasaan perluasan diri dan perasaan identitas diri yang berkembang dengan baik.

Ada perbedaan hubungan cinta antara orang yang neurotis (tidak dewasa) dan yang berkepribadian sehat (dewasa). Orang-orang neurotis harus menerima cinta lebih banyak daripada yang mampu diberikannya kepada orang lain. Bila mereka memberikan cinta, itu diberikan dengan syarat-syarat. Padahal, cinta dari orang yang sehat adalah tanpa syarat, tidak melumpuhkan atau mengikat.

Jenis kehangatan yang lain, yaitu perasaan terharu, merupakan hasil pemahaman terhadap kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa. Orang sehat memiliki kapasitas untuk memahami kesakitan, penderitaan, ketakutan, dan kegagalan yang merupakan ciri kehidupan manusia.

Hasil dari empati semacam ini adalah kesabaran terhadap tingkah laku orang lain dan tidak cenderung mengadili atau menghukum. Orang sehat dapat menerima kelemahan manusia, dan mengetahui dirinya juga memiliki kelemahan. Sebaliknya, orang neurotis tidak mampu bersabar dan memahami sifat universal pengalaman-pengalaman dasar manusia.

3. Keamanan Emosional

Kualitas utama manusia sehat adalah penerimaan diri. Mereka menerima semua segi keberadaan mereka, termasuk kelemahan-kelemahan, dengan tidak menyerah secara pasif terhadap kelemahan tersebut. Selain itu, kepribadian yang sehat tidak tertawan oleh emosi-emosi mereka, dan tidak berusaha bersembunyi dari emosi-emosi itu. Mereka dapat mengendalikan emosi, sehingga tidak mengganggu hubungan antarpribadi. Pengendaliannya tidak dengan cara ditekan, tetapi diarahkan ke dalam saluran yang lebih konstruktif.

Kualitas lain dari kepribadian sehat adalah "sabar terhadap kekecewaan". Hal ini menunjukkan bagaimana seseorang bereaksi terhadap tekanan dan hambatan atas berbagai keinginan atau kehendak. Mereka mampu memikirkan cara yang berbeda untuk mencapai tujuan yang sama.

Orang-orang yang sehat tidak bebas dari perasaan tak aman dan ketakutan. Namun, mereka tidak terlalu merasa terancam dan dapat menanggulangi perasaan tersebut secara lebih baik daripada kaum neurotis.

4. Persepsi Realistis

Orang-orang sehat memandang dunia secara objektif. Sebaliknya, orang-orang neurotis kerapkali memahami realitas disesuaikan dengan keinginan, kebutuhan, dan ketakutan mereka sendiri. Orang sehat tidak meyakini bahwa orang lain atau situasi yang dihadapi itu jahat atau baik menurut prasangka pribadi. Mereka memahami realitas sebagaimana adanya.

5. Keterampilan dan Tugas

Allport menekankan pentingnya pekerjaan dan perlunya menenggelamkan diri di dalam pekerjaan tersebut. Kita perlu memiliki keterampilan yang relevan dengan pekerjaan kita, dan lebih dari itu harus menggunakan keterampilan itu secara ikhlas dan penuh antusiasme.

Komitmen pada orang sehat atau dewasa begitu kuat, sehingga sanggup menenggelamkan semua pertahanan ego. Dedikasi terhadap pekerjaan berhubungan dengan rasa tanggung jawab dan kelangsungan hidup yang positif.
Pekerjaan dan tanggung jawab memberikan arti dan perasaan kontinuitas untuk hidup. Tidak mungkin mencapai kedewasaan dan kesehatan psikologis tanpa melakukan pekerjaan penting dan melakukannya dengan dedikasi, komitmen, dan keterampilan.

6. Pemahaman Diri

Memahami diri sendiri merupakan suatu tugas yang sulit. Ini memerlukan usaha memahami diri sendiri sepanjang kehidupan secara objektif. Untuk mencapai pemahaman diri yang memadai dituntut pemahaman tentang dirinya menurut keadaan sesungguhnya. Jika gambaran diri yang dipahami semakin dekat dengan keadaan sesungguhnya, individu tersebut semakin dewasa.

Demikian juga apa yang dipikirkan seseorang tentang dirinya, bila semakin dekat (sama) dengan yang dipikirkan orang-orang lain tentang dirinya, berarti ia semakin dewasa. Orang yang sehat terbuka pada pendapat orang lain dalam merumuskan gambaran diri yang objektif.

Orang yang memiliki objektivitas teradap diri tak mungkin memproyeksikan kualitas pribadinya kepada orang lain (seolah orang lain negatif). Ia dapat menilai orang lain dengan seksama, dan biasanya ia diterima dengan baik oleh orang lain. Ia juga mampu menertawakan diri sendiri melalui humor yang sehat.

7. Filsafat Hidup

Orang yang sehat melihat ke depan, didorong oleh tujuan dan rencana jangka panjang. Ia memiliki perasaan akan tujuan, perasaan akan tugas untuk bekerja sampai tuntas sebagai batu sendi kehidupannya. Allport menyebut dorongan-dorongan tersebut sebagai keterarahan (directness).

Keterarahan itu membimbing semua segi kehidupan seseorang menuju suatu atau serangkaian tujuan, serta memberikan alasan untuk hidup. Kita membutuhkan tarikan yang tetap dari tujuan yang bermakna. Tanpa itu mungkin kita mengalami masalah kepribadian.

Kerangka dari tujuan-tujuan itu adalah nilai, yang bersama dengan tujuan sangat penting dalam rangka mengembangkan filsafat hidup. Memiliki nilai-nilai yang kuat merupakan salah satu ciri orang dewasa. Orang-orang neurotis tidak memiliki nilai atau memiliki nilai yang terpecah-pecah dan bersifat sementara, yang tidak cukup kuat untuk mempersatukan semua segi kehidupan.

Suara hati berperan dalam menentukan filsafat hidup. Allport mengemukakan perbedaan antara suara hati yang dewasa dengan suara hati tidak dewasa. Yang tidak dewasa, suara hatinya seperti pada kanak-kanak: patuh dan membudak, penuh larangan dan batasan, bercirikan perasaan "harus".

Orang yang tidak dewasa berkata, "Saya harus bertingkah laku begini." Sebaliknya, orang yang dewasa berkata, "Saya sebaiknya bertingkah laku begini." Suara hati yang dewasa adalah perasaan kewajiban dan tanggung jawab kepada diri sendiri dan orang lain, dan mungkin berakar dalam nilai-nilai agama atau etis.